Sejarah Yayasan Pendidikan Islam AlMursyidiyyah Al-Asyirotussyafi'iyyah


Berdasarkan dukungan dan motivasi dari gurunya, Muallim KH. Syafi’i Hadzami yang senantiasa mendorong kearah perlunya berdakwah melalui jalur yang sesuai dengan potensi seseorang, maka dorongan untuk mewujudkan pendirian lembaga pendidikan, H. Mursyid tergugah untuk merealisasikannya.

H. Mursyid tertarik dengan kampung Pondok Benda awalnya karena selain untuk tujuan pengembangan bahan baku pohon anggrek, yang terutama cerita-cerita orang-orang yang mengenal beliau bahwa sangat diperlukan pendirian sarana pendidikan Islam di daerah tersebut sebagai sarana dakwah lewat pendidikan. Motivasi tersebut berasal dari sang guru Muallim KH. Syafi’i Hadzami dimana dakwah melalui pendidikan itu sangat potensial menjadikan orang menjadi berilmu dan berakhlakul karimah.

Dakwah melalui pendidikan lebih efektif ketimbang dakwah bil-lisan, karena merupakan dakwah bil-hal melalui proses panjang dan berkesinambungan. Meskipun orang tuanya atau generasi sebelumnya belum baik akhlaknya tetapi generasi berikutnya akan lebih baik karena pengaruh pendidikan yang didapatnya. Perubahan sosial (social change) tidak akan berpengaruh kalau tidak ada unsur penggeraknya yaitu melalui lembaga pendidikan.

Al-Mursyidiyyah artinya pemimpin atau orang yang bertanggung jawab memimpin murid. Nama itu adalah diberikan kepada H. Mursyid oleh orang tuanya atau H. Muhamad yang pasti menginginkan anak yang cerdas, pandai dan bertanggungjawab dalam menjalani kehidupan yang meliputi urusan dunia dan akhirat. Nama beliau sangat tepat dan cocok diabadikan sebagai nama yayasan, sedangkan Al-Asyirotussyafi'iyyah adalah nama yayasan Muallim KH. Syafi'i Hadzami, jadi gabungan nama murid dengan gurunya.

Berdasarkan masukan baik dari orang lain maupun dilihat secara langsung oleh H. Mursyid tentang kondisi masyarakat Pondok Benda pada saat itu, bahwa kampung Pondok Benda perlu adanya sarana lembaga pendidikan agama yang permanen agar proses perubahan masyarakat dapat terwujud.

Awal tanah dibeli oleh H. Mursyid adalah milik Maar bin Miran yang luasnya 1430 meter, setelah dibangun madrasah tahun 1988 lalu dijadikan tempat pendidikan Al-Quran yang ditangani oleh putri-putri beliau yaitu Hj. Murdati, Nur Azizah dan Tuti Alawiyah. Cara itu dilakukan sebagai proses adaptasi dan pengenalan pada masyarakat.

Motivasi beliau membangun madarasah bukan mencari keuntungan, tetapi ingin agar masyarakat sekitar berubah akhlak dan budi pekerti, karena kebiasaan buruk yang sudah turun temurun terjadi di masyarakat. Tanpa jiwa ikhlas semata mencari ridha Allah akan sulit terwujud. Bagi H. Mursyid sesuai yang selalu ditanamkan oleh gurunya, bahwa bekal yang abadi untuk kehidupan akhirat adalah amal yang dilakukan dengan jiwa ikhlas tanpa pamrih.

Benda wakaf yang diwujudkan oleh H. Mursyid adalah benda wakaf tidak bergerak yang awalnya pembelian sebidang tanah yang diperuntukan untuk membangun gedung madrasah yang tujuannya agar dikemudian hari sarana pendidikan itu melahirkan anak-anak didik yang tidak hanya cerdas ilmu pengetahuan tetapi cerdas berperilaku (akhlakul karimah).

Melalui usaha beliau berbisnis bunga yang ditekuni bertahun-tahun sebagian bahkan cukup besar diwujudkan mendirikan lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan, yang bernama “Yayasan Pendidikan Islam Al-Mursyidiyyah AlAsyirotussyafi'iyyah”, kolaborasi nama murid dengan gurunya.

Kesadaran baru timbul selain motivasi yang terus menerus dari guru sejati beliau Muallim KH. Syafi’i Hadzami sehingga mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang permanen yang berjangka panjang, karena beliau mengerti bahwa shadaqah jariah itu sangat dahsyat, karena manfaatnya yang sangat besar karena nilai manfaat yang besar selain itu pahala yang akan diperoleh akan mengalir terus menerus meskipun beliau sudah meninggal dunia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang H. Mursyid dan Yayasan Pendidikan Islam Al-Mursyidiyyah AlAsyirotussyafi'iyyah, Anda dapat mengakses buku dengan judul BIOGRAFI H. MURSYID BIN H. MUHAMAD SANG VISIONER yang ditulis oleh Drs. Ahmad Nurhakim MH